14 Bentuk Atap Rumah Untuk Inspirasi Anda

Dyah Mahasasi Dyah Mahasasi
Woning te Nijverdal, Hoogsteder Architecten Hoogsteder Architecten Rumah Gaya Skandinavia Kayu Wood effect
Loading admin actions …

Atap rumah bukanlah sekedar sarana untuk bernaung. Bentuk atap rumah sangat mempengaruhi sirkulasi udara dan kenyamanan siapa saja yang berada di bawahnya. Meski bentuk atap rumah dapat menambah nilai keindahan rumah kita, namun bentuk atap yang kita pilih sebaiknya menyesuaikan kondisi di sekitar rumah itu didirikan. 

Ada berbagai bentuk atap yang umum digunakan masyarakat di berbagai negara. Jika Anda sedang berencana membangun atau merenovasi rumah, paparan di bawah ini akan membantu menentukan pilihan bentuk atap yang sesuai dengan kondisi dan bujet Anda.

1. Atap datar

Inilah bentuk atap yang paling sederhana, berbentuk horizontal tanpa pertemuan sisi. Model atap ini lazim digunakan pada rumah gaya minimalis atau minimalis modern, menghasilkan tampilan rumah yang serba lurus dan ringkas. 

Baca juga: 

36 Ide Gaya Minimalis Untuk Rumah Anda

2. Atap pelana

Rumah atap pelana bisa ditemukan dengan mudah di berbagai wilayah di Indonesia. Atap model ini juga biasa digunakan untuk bangunan sekolah atau perkantoran. Bercirikan dua bidang trapesium dengan kemiringan 30-40 derajat yang bertemu di puncak (bubungan), atap pelana cocok untuk Indonesia yang beriklim tropis. Air hujan akan mudah mengalir ke bawah, dan bentuk langit-langit yang tinggi membantu mengurangi hawa panas di dalam ruangan. 

Baca juga: 

4 Ide Rumah Dengan Langit-langit Tinggi 

3. Atap gergaji

Atap gergaji biasanya digunakan di pabrik atau lokasi industri, karena bentuk atapnya yang curam dapat melindungi pekerja dan mesin-mesin pabrik dari sinar matahari langsung. Dewasa ini atap gergaji digunakan untuk hunian, terutama pada rumah gaya industrial. 

4. Atap perisai

Atap perisai juga disebut atap limas. Atap ini terbentuk dari empat bidang, yaitu dua bidang trapesium dan dua bidang segitiga, yang semuanya bertemu di puncak atau bubungan. Model atap ini juga lumrah digunakan di Indonesia

5. Kombinasi atap pelana dan atap perisai

Atap rumah yang merupakan kombinasi atap pelana dan atap perisai adalah penyempurnaan dari kedua bentuk atap di atas. Lazim digunakan di rumah berukuran sedang hingga besar. Atap perisai digunakan pada bagian rumah yang memanjang ke samping, sedangkan atap pelana digunakan untuk bagian depan rumah. Bisa juga sebaliknya. 

6. Atap tenda

Atap tenda biasanya terdapat pada bangunan yang berbentuk persegi, di mana ukuran panjang sama dengan lebarnya. Empat bidang atap yang berbentuk segitiga juga memiliki ukuran dan kemiringan yang sama. 

7. Atap sandar

Model atap ini merupakan pengembangan dari atap pelana yang hanya menggunakan satu bidang atap tanpa bubungan. Awalnya digunakan pada bangunan tambahan di sebuah rumah. Lambat laun atap sandar juga digunakan pada bangunan utama dan menciptakan kesan futuristik, terutama pada rumah gaya modern. 

8. Atap pelana ganda

Desain atap pelana ganda memadukan dua atap pelana pada satu bangunan. Jika dilihat dari depan atap ini akan membentuk huruf M. 

9. Atap kubah

Atap jenis ini berbentuk seperti separuh bagian bola dan bisa kita lihat pada tempat ibadah seperti masjid dan gereja. Pada perkembangannya, atap kubah juga digunakan pada gedung konser orkestra, museum, gedung pertemuan, atau gedung yang biasa digunakan untuk aktivitas kesenian lainnya. 

10. Atap gambrel

Atap gambrel juga biasa disebut Dutch roof (atap Belanda) di Inggris dan Amerika Utara. Atap ini terdiri dari dua bidang dan masing-masing terdiri dari dua kemiringan pada tiap sisinya, yaitu landai di bagian atas dan curam di bagian bawah. Desain atap ini jarang digunakan di Indonesia, namun masih bisa kita lihat pada beberapa rumah peninggalan jaman kolonial. 

11. Atap piramida

Atap piramida digunakan pada rumah yang berbentuk segi enam atau segi delapan, sehingga bidang segitiga yang membentuk atap ini bisa lebih dari empat.

12. Atap mansard

Atap mansard biasa disebut French roof atau atap Prancis, karena atap jenis ini banyak digunakan di negara itu di awal Abad Pertengahan. Atap ini merupakan paduan dari atap gambrel dan atap perisai, di mana terdapat empat bidang curam yang bertemu di bagian puncak berbentuk atap perisai. Rumah beratap mansard tidak hanya cantik, namun juga fungsional. Bagian atap yang curam akan membentuk ruang kosong di bagian atas rumah dan bisa dimanfaatkan sebagai loteng atau kamar tidur. 

13. Atap bonnet (atap joglo)

Bentuk atap bonnet merupakan kebalikan dari atap mansard. Atap bonnet curam di bagian puncak dan melandai di bagian tepinya. Dilihat sekilas, atap ini berbentuk limas bersusun. Atap ini banyak digunakan di rumah tradisional Jawa, sehingga disebut juga dengan atap joglo. 

14. Atap kupu-kupu

Atap kupu-kupu adalah kebalikan dari atap pelana, dengan dua bagian yang lebih tinggi di bagian tepi dan menukik curam di puncaknya. Bentuk atap ini mengundang perhatian, dan fungsional karena dapat mengumpulkan air hujan di bagian puncak/ tengahnya. Air yang terkumpul di sini kemudian ditampung dan bisa dimanfaatkan untuk mengisi kolam ikan atau untuk mencuci. 

Anda punya rencana atap rumah yang seperti apa? Atap rumah minimalis cukup populer belakangan. Bentuknya simpel, tidak penuh seperti atap perisai atau jenis konvensional lainnya. Lalu apakah desain atap rumah berkonsep minimalis juga menggunakan jenis material khusus? Umumnya model tersebut memanfaatkan salah satu di antara empat tipe bahan berikut ini:

Bitumen.

Sering disebut dengan genteng aspal, karena memang merupakan produk turunan aspal. Bentuknya lembaran dari campuran aspal, resin, bubuk kertas, dan serat organik. Ringkas, rapi, dan awet, pemasangannya bisa memakai perekat atau sekrup. Kisaran harga bitumen antara Rp100 ribu – Rp,3 juta-an/m2.

Dak Beton.

Merupakan struktur atap datar dari adonan semen, pasir, dan air untuk membungkus rangka besi dan kayu. Paling kokoh dibandingkan jenis lainnya, biaya membuat dak beton berkisar antara Rp800 ribu – Rp1,2 juta/m3.

Galvalum.

Juga dikenal atap baja ringan merupakan kombinasi seng dan aluminium, yang berlapis silikon. Ringan dan tipis, sehingga sering dipakai untuk atap balkon, teras, atau garasi. Harga galvalum tergantung tebal dan luasnya, mulai puluhan ribu hingga Rp1 juta-an.

Genteng Metal.

Juga cukup populer belakangan. Ada berbagai macam jenis bahan, seperti stainless steel, standing steam, galvalum, tembaga, spandek, milenium, dan genting metal berpasir. Harga per lembarnya mulai puluhan sampai ratusan ribu rupiah.

Baca juga: 

5 Cara Cermat dan Indah Untuk Menadah Air Hujan 

Manakah bentuk atap yang Anda inginkan?

Butuh bantuan dengan projek Anda?
Hubungi kami!

Sorotan dari majalah