Exterior - After Food Court Left Wing PHL Architects Ruang Komersial Besi/Baja Pusat Eksibisi
Exterior - After Food Court Left Wing PHL Architects Ruang Komersial Besi/Baja Pusat Eksibisi

Pusat Kebudayaan Singkawang terletak di Singkawang, sebuah kota kecil di Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini telah menjadi rumah bagi komunitas etnis yang beragam selama beberapa generasi, dengan tiga kelompok etnis utama Tidayu: Tionghoa (Cina-Indonesia), Dayak & Melayu. Keragaman ini memperkaya Singkawang dengan seni & budaya yang melimpah. Acara budaya tahunan ini kemudian dikembangkan sebagai sorotan pariwisata Singkawang, seperti: Festival Cap Go Meh, Dayak Naik Dango Gawai, Festival Dayak Ngabayon, Festival Seni Melayu, dan Ramadhan Fair.

Pada awalnya, Walikota Singkawang ingin membuat proyek terobosan untuk menyuntikkan energi baru ke kota. Terlepas dari kekayaan budayanya, populasinya sebagian besar dianggap sebagai berpenghasilan rendah. Menanggapi masalah namun mengangkat kekayaan & nilai-nilai multikulturalnya, kami mengusulkan gagasan untuk merevitalisasi bioskop lama yang tidak aktif menjadi pusat budaya sebagai proyek perintis. Ini memberi semangat baru kepada rakyatnya dengan mengaktifkan kegiatan dan acara komunal. Tujuan utama dari arsitektur ini adalah untuk menggabungkan ruang publik dan showcase pariwisata untuk menghubungkan orang-orang dan untuk menggambarkan Singkawang dalam tampilan ringkas.  Dalam proses mendesain Pusat Budaya Singkawang, kami sangat menghargai kondisi yang ada di kedua situs dan bangunan itu sendiri. Kami menggunakan kembali adaptif sebagai pendekatan desain kami dan melakukan metode M.I.T (Modifikasi, Intervensi, dan Transformasi) seminimal mungkin untuk menjaga semangat tempat, memori, dan keaslian bioskop lama. Kombinasi batu bata dan baja menciptakan gaya fasad kulit baru di kota tanpa mengintervensi bentuk bioskop lama yang ada. Kami menggunakan batu bata lokal Singkawang sebagai bahan utama yang industrinya telah dimulai sejak awal pengembangan daerah Singkawang bersama dengan industri tembikar. Batu bata lokal Singkawang mengandung besi oksida, memberikan rona karat yang berbeda dalam warna merah jingga-jingga-merah; dan kaolinit, memberikannya nada putih lembut berbulu dengan tekstur keras. Zat kaolin inilah yang menyebabkan karakteristiknya yang unik, kuat, dan khas, dibandingkan dengan batu bata lainnya di Indonesia.  Dengan demikian, disimpulkan bahwa batu bata Singkawang memiliki banyak keunggulan mulai dari nilai historis, estetika, hingga kualitas sehingga ditunjuk sebagai bahan utama SCC dan bertujuan untuk meningkatkan atau membangun kembali keindahan batu bata Singkawang kepada masyarakat. Send feedback History Saved Community

Materi: Besi/Baja
Similar Photos

homify - modifikasi rumah anda

4.5

Telusuri jutaan foto dengan homify app!

DOWNLOAD GRATIS
Tidak, terima kasih